Sabtu, 12 Mei 2012

On Air di RRI


Dari kiri, Herman, Ahmad, dan Ridwan sedang on air di RRI Batam, yang berlokasi di kampus Politeknik Batam, Batam Centre, Rabu (9/5).

Dialog Interaktif tentang Pendidikan Nasional
Batam Centre (Hipodermik) - EMPAT mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Universitas Terbuka (UT) Batam, on air di Radio Republik Indonesia (RRI) Batam, Rabu (9/5) sore.
Ahmad Khoiri, Ridwan, Herman, dan Coryna Ayu Lestari, diundang dalam acara Talk Show RRI Batam dengan tema Peranan Mahasiswa dalam Memeringati Hari Pendidikan Nasional.
Dialaog interaktif yang dipandu oleh Bung Mahmud. Setelah mengenalkan diari, mahasiswa yang rata-rata sudah semester enam ini juga mengenalkan secara singkat apa itu UT dan kapan UT mulai eksis di Indonesia dan bagaimana perkuliahan mahasiswa UT.
Cukup dapat penjelasan dari mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Ilmu Komunikasi(3Kom= baca Mikom) UT Batam, Bung Ahmad langsung membuka sesi tanya jawab. Cik Ahmad, warga negara Singapura adalah penelepon pertama. Dia bertanya tentang bagaimana mengatasi persoalan bangsa yang semakin rumit, andai mahasiswa itu jadi pemimpin bangsa nantinya.
"Kita tetap mengacu pada undang-undang, karena sebenarnya undang-undang kita sudah baik dan tepat untuk menjalankan roda pemerintahan. Akan tetapi yang harus dibenahi adalah SDM nya," Jawab Ridwan dengan tegas.
"Undang-undang bagus percuma saja, kalau SDM-nya buruk ya tentunya semuanya akan menjadi kacau," timpal Herman.
Penelepon kedua datang dari Rio. Warga Tiban, Batam ini menanyakan perihal banyaknya pelajar Indonesia yang kuliah di luar negeri. "Apakah pendidikan tinggi di Indonesia kurang baik?" tanya dia yang ditujukan kepada mahasiswa UT tersebut.
"Memang banyak pelajar Indonesia yang memilih kuliah diluar negeri, seperti diAmerika, Inggris, Australia, Arab Saudi, Singapure, dan lainnya. Tetapi dari sekian banyak yang kuliah di luar negeri, tidak murni berniat untuk hal yang lebih baik, akan tetapi hanya karena gengsi. Biar wah, lulusan negara negeri. Namun demikian,pendidikan tinggi di Indonesia tak kalah bagus, hal ini terbukti banyaknya prestasi mahaiswa Indonesia di tingkat Internasional. Seperti baru-baru ini, mahasiswa Politeknik Negeri Batam menjuarai kontes robot tingkat Asia dan masih banyak lagi," tutur Ahmad.
"Kalau ada kekurangan dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia itu bisa kita lihat dari kurangnya pengawasan, baik dari tingkat pusat maupun daerah. Masih terlihat ewoh pekewoh," imbuh Ahmad.
David dari Tanjunguban sedikit kritis pertanyaannya. "Apakah ada tindakan nyata yang dilakukan mahasiswa UT peduli dengan memberikan pendidikan atau bimbingan terhadap anak jalanan yang banyak di Kepri. Dan bagaimana menurut kalian mengenai UN yang menjadi momok bagi pelajar?
"Sejauh ini kami, mahasiswa UT dari jurusan Ilmu Komunikasi memang belum pernah turun ke jalan untuk memberikan bimbingan kepada anak jalanan, akan tetapi kedepannya kami akan melakukan itu," Ridwan menjawabnya.
"Terkait UN, tidak adil karena banyak adik-adik kita yg berprestasi sebelum UN, malah tidak lulus setelah ikut UN. Nah, ini harus ada upaya untuk mencari jalan keluarnya, bagaimana mengatasi UN ini agar lebih adil," papar Herman dengan semangat.
Sedangkan penelepon keempat, datang dari negeri Singa lagi. Yang mengenalkan diri bernama Rozi. Ia bertanya tentang anggaran 20 persen untuk pendidikan, apakah sudah cukup untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa?
"Sebenarnya jika dana 20 persen itu tepat sasaran, tentu cukup lumayan bagus. Sayangnya yang terjadi dana itu ditilep oknum pejabat tertentu, baik di tingkat pusat maupun daerah. Bagaimana mau cerdas generasi indonesia kalau sarana dan pra saranannya tidak lengkap?" jawab Ahmad, yang diamini Herman, Ridwan, dan Cory.
Dialog interaktif itu sudah berada di ujung waktu. Pukul 16.30 WIB hingga 17.30 WIB Tak terasa. Meskipun acara dialog dan serius, namun di sela-sela tanya jawab itu, juga diselingi lagu-lagu sebagai hiburan.
Bung Mahmud, lalu meminta saran dan motivasi dari anggota 3Kom itu. Secara garis besar, empat mahasiswa itu memberi saran yang memotivasi bagi pelajar agar optimis dan semangat melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
"Selagi masih ada kemauan, jalan akan terbentang luas untuk kita," kata Ahmad.
Lalu, Ridwan lebih menyorot pelajar dan pemuda yang ada di hinterland agar tetap semangat belajar. "UT sebagai salah satu solusi bagi yang ingin kuliah dengan tetap bekerja, karena UT menganut belajar mandiri, terjangkau dari segi biaya, dan tentunya berkualitas," pungkasnya. (A-016446999/Y-016446863)***
Galeri Foto :

Ahmad, Ridwan, Cory, dan Herman. (f. Akhyar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar