Senin, 07 Maret 2011

Berbagi Sekaligus Memotivasi



Meli Ika Handayani (Mahasiswa Komunikasi UT Batam, kanan)menyerahkan bingkisan secara simbolis kepada Aprilia, perwakilan penghuni PA Nahdatul Wathan.

Baksos Mahasiswa Komunikasi UT UPBJJ Batam di PA Nahdatul Wathan
Tanjungriau-Komunitas mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) jurusan ilmu komunikasi Universitas Terbuka (UT) Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) Batam melakukan bakti sosial (baksos) di Panti Asuhan (PA) Nahdatul Wathan, Tanjungriau, Minggu (6/3) pagi.

Bakti sosial berupa sumbangan sembako (minyak goreng, mi instan, telur, majalah islam) baju layak pakai dan sejumlah uang tunai ini, hasil kerjasama mahasiswa ilmu komunikasi dengan pengelola Kelolompok Belajar (Pokjar) UPBJJ UT Batam, yang diwakili oleh Albert Gamot Malau.

"Kegiatan ini wujud kepedulian kami kepada masyarakat sekitar, terutama kepada mereka yang butuh uluran tangan kita," ujar koordinator baksos, Bambang Sutejo.

Sebelum penyerahan bantuan, diadakan sesi ramah tamah dan tanya jawab antara mahasiswa, Pokjar UPBJJ UT Batam dan penghuni PA Nahdatul Wathan yang dipimpin oleh Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Nahdatul Wathan, Markum dan seorang guru agama M Sazali.

Aprilia, 15, siswi kelas 3 Mts Nahdatul Wathan menanyakan pertanyaan menarik di kesempatan itu,"Bagaimana mendapatkan beasiswa di UT, pak?" tanya remaja asal Tembilahan yang bercita-cita jadi dokter spesialis jantung ini.

Pertanyaan itu dijawab oleh Pak Gamot, sapaan akrab Albert Gamot Malau. Menurut Pak Gamot, ada lima cara untuk mendapatkan bea siswa di UT Batam, antara lain, Beasiswa karena prestasi, beasiswa bantuan mahasiswa kurang mampu, beasiswa oleh Bank BRI, dan beasiswa yang didapat dari pemerintah daerah."Kalau di UT harus kuliah dulu, setelah dilihat ada prestasi baru dapat beasiswa," katanya.

"Yang dapat beasiswa adalah mahasiswa yang IPK nya 3, biasanya berupa nominal uang sebesar Rp1 juta per orang,"imbuhnya.

Sesi tanya jawab berlangsung cair, dan dilanjutkan dengan penyerahan bantuan yang diserahkan secara simbolis oleh Pak Gamot dan perwakilan mahasiswa kepada pengurus dan anak PA Nahdatul Wathan. "Alhamdulillah, selain mendapat santunan, kami juga ikut termotivasi ketika melihat mahasiswa UT, meskipun sebagian sudah
berumur namun semangat kuliahnya tinggi," ungkap Markum.

PA Nahdathul Wathan didirikan sejak 1998. Selain panti asuhan, Yayasan Ashabul Yamin NW di Jalan KH. Ahmad Dahlan, Tanjung Riau, Kecamatan Sekupang ini, juga membina Madrasah Ibtidaiah (Pulau Kasu), Tsanawiah, dan Madrasah Aliyah. Kini, sekitar 30 anak yatim dari berbagai daerah yang ditampung di
yayasan ini. Selain berasal dari pulau-pulau sekitar Batam, seperti Pulau Kasu, Pulau Pemping, Tembilahan (Riau), ada juga yang
berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kondisi asrama kurang memadai, perlu perluasan. Kini kami hanya mampu menampung 25 orang, sementara ada 30 anak. Terpaksa lima anak
diasuh oleh orang-orang sekitar sini namun makan dan keperluan mereka dari sini," pungkas Markum.*** (Yusuf Hidayat)
Galeri Foto :

Foto bersama.

Abdul Razak Gaus menyerahkan bingkisan kepada Kepsek MA Nahdatul Wathan, Markum.

Suasana tanya jawab sebelum penyerahan bantuan. (By. Yusuf Hidayat)
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar